SEMARANG – 1,6 juta perempuan pengusaha mikro di 35 ribu desa yang tersebar di seluruh Indonesia telah menerima dana modal kerja yang disalurkan PT Armatha Mikro Fintek (Amartha). Total dana yang disalurkan menurut Aditya Pratomo, Head of New Retail Amartha mencapai Rp 11 triliun.
Aditya dalam kesempatan bertemu media di Semarang, Kamis (30/3/2023) mengatakan, kehadiran AmarthaOne ditujukan untuk memperkecil gab ketimpangan layanan keuangan digital di pedesaan lewat teknologi yang inklusif dan mudah digunakan oleh para pelaku usaha ultra mikro. “Program ini juga memberikan peluang untukbmengambil peran aktif dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital di pedesaan yang mudah, dekat dan aman,” ungkap Aditya.
Sedang untuk Jawa Tengah, menurut Aditya merupakan provinsi dengan tinykat digitalisasi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari signifikannya peningkatan jumlah agen AmarthaOne yang mencapai lebih dari 1.000 agen dalam waktu beberapa bulan.
Secara umum, Amartha mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif selama tahun 2022 dengan persentase tumbuh 93 persen (YoY) atau hampir 2 kali lipat dari total dana yang disalurkan sebelumnya mencapai Rp 2,4 triliun, kini mencapai Rp 4,8 triliun.
Pertumbuhan bisnis ini menurut Aditya turut didukung oleh porsi total pendanaan di area Jawa, khususnya Jawa Tengah yang mencapai lebih Rp 570 miliar dan menjangkai 160 ribu UMKM.
Strategi AmarthaOne ke depan, menurutnya akan fokus mengembangkan program kemitraan agen AmarthaOne yang semakin terintegrasi, inklusif dan dapat menciptakan sampak ekonomi bagi pelaku usaha ultra mikro melalui beberapa strategi, diantaranya meningkatkan ekspansi nasional ke seluruh cabang perasional, serta memberikan intervensi berupa pelatihan tentang pemasaran dan manajemen keuangan kepada calon agen agar lebih siap untuk memulai bisnis sebagai agent Amartha.
Ķesimpulannya, Amartha telah membawa konsep baruvtentang pinjam meminjam uang bagi pelaku UMKM di pedesaan yang belum terlayani oleh layanan keuangan.
“Dengan demikian maka misi Amartha adalah mewujudkan Indonesia tumbuh sejahtera merata,” ungkap Aditya.
Sementara Maria Sri W SSos, Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang yang ikut hadir dalam diskusi mengangkat topik ‘Potret Adopsi Digital di Kalangan UMKM Wilayah Jawa Tengah’ merespon positif adanya pihak jasa keuangan Amartha yang menyediakan layanan keuangan dan teknologi inklusif bagi UMKM akar rumput. Menurutnya Amartha membawa konsep baru tentang pinjam-meminjam uang bagi UMKM di pedesaan yang belum terlayani jasa keuangan.
“Saya kira ini akan mensupport upaya pemerintah di dalam mendorong pertumbuhan UMKM. Kota Semarang sendiri pertumbuhan UMKM sangat luar biasa, apalagi di pasca pandemi Covid 19. Pertumbuhan UMKM ini menunjukkan tumbuhnya laju perekonomian,” ujar Maria.
Sumber : Krjogja