“Perempuan yang cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas juga.” Kawan Puan mungkin sudah tak asing lagi dengan ungkapan tersebut. Meski benar gen ibu dapat menurun ke anaknya, ungkapan tersebut mengandung makna yang luas. Salah satunya, pentingnya pendidikan tinggi yang berkualitas bagi perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Sayangnya, akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan belum sepenuhnya merata. Menurut data United Nations Children’s Fund (Unicef), sebanyak 129 juta anak perempuan di dunia berhenti sekolah. Sebanyak 32 juta anak perempuan berhenti sekolah usai lulus sekolah dasar (SD), 30 juta berhenti di jenjang sekolah menengah pertama (SMP), dan 67 juta hanya melanjutkan pendidikan sampai sekolah menengah atas (SMA). Alasan anak-anak perempuan tersebut berhenti sekolah beragam. Namun, alasan yang paling dominan adalah kemiskinan yang menyebabkan akses finansial ke jenjang sekolah lanjutan maupun perguruan tinggi menjadi terbatas. Selain itu, banyak anak perempuan terpaksa berhenti sekolah karena masih adanya budaya patriarki yang menganggap bahwa masa depan perempuan adalah menjadi pengurus rumah tangga.
Oleh sebab itu, mendidik anak perempuan hingga perguruan tinggi tidak menjadi prioritas. Padahal, memberikan akses pendidikan tinggi yang layak bagi anak perempuan dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarganya. Selain itu, mereka juga dapat meraih peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Lebih dari sekadar hak Memperoleh pendidikan yang layak memang menjadi hak bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, adanya ketimpangan akses pendidikan tinggi pada anak-anak perempuan membuat banyak pihak menyoroti kemungkinan yang terjadi jika mereka punya akses pendidikan yang setara. Menurut riset McKinsey pada 2018, kesetaraan gender, termasuk dalam hal pendidikan, bisa meningkatkan produk domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia hingga 135 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2 kuadriliun pada 2025. Apabila Indonesia gagal mengatasi kesetaraan gender, maka negara akan kehilangan potensi peningkatan ekonomi tersebut. Selain itu, ketika perempuan mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, mereka bisa meraih pekerjaan profesional dan formal yang layak. Kesejahteraan perempuan pun meningkat. Dengan mengenyam pendidikan tinggi, perempuan juga akan lebih terbuka dengan ilmu-ilmu yang dapat mengasah pola pikir dan etika bermasyarakat, sehingga pernikahan dini akan jarang terjadi.
Program beasiswa untuk perempuan
Memahami pentingnya akses pendidikan tinggi bagi anak-anak perempuan Indonesia untuk meningkatkan kualitas generasi bangsa, brand kecantikan Glow & Lovely bersama Hoshizora Foundation menghadirkan program beasiswa untuk perempuan bertajuk Bintang Beasiswa 2023. Sebagai informasi, program Bintang Beasiswa 2023 merupakan upaya Glow & Lovely dalam memberikan dukungan akses pendidikan ke perguruan tinggi bagi perempuan Indonesia yang memiliki kendala finansial.
Sejak pertama kali diluncurkan ada 2017, program tersebut sudah membantu 330 perempuan untuk melanjutkan studi di pendidikan tinggi dan lulus dengan prestasi membanggakan. Tahun ini, program Bintang Beasiswa 2023 menyediakan kuota hingga 75 penerima manfaat dari seluruh wilayah di Indonesia dengan bantuan tunai senilai Rp 17.500.000. Beasiswa pun terbuka untuk siswi yang lulus SMA/SMK/MA/sederajat tahun ini maupun yang sudah lulus SMA maksimal tiga tahun ke belakang. Pendaftaran program beasiswa dibuka sampai 30 April 2023. Tahap selanjutnya adalah seleksi berkas yang akan dilakukan pada Mei 2023. Selain melengkapi berkas yang diperlukan, peserta juga diwajibkan membuat esai yang memuat motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan maksimal 300 kata. Setelah lolos seleksi berkas, peserta calon penerima beasiswa Bintang Beasiswa 2023 akan melalui tahap seleksi wawancara offline dan online dengan pihak Hoshizora Foundation. Lalu, penerima manfaat beasiswa akan diumumkan pada Agustus 2023.
Sumber : Kompas