Wednesday, November 6, 2024
Wednesday, November 6, 2024
Home » Benarkah Perempuan Lebih Butuh Banyak Tidur Dibanding Laki-laki?

Benarkah Perempuan Lebih Butuh Banyak Tidur Dibanding Laki-laki?

by Asri Rustam
0 comment

Para ilmuwan menemukan bahwa perempuan butuh sekitar 20 menit lebih banyak waktu tidur dibandingkan laki-laki. Hal ini berkaitan dengan otak perempuan yang “kompleks”, menurut penelitian.
Penulis studi Jim Horne, seorang ahli tidur dan mantan direktur Pusat Penelitian Tidur di Universitas Loughborough, mengatakan salah satu fungsi utama tidur adalah membiarkan otak pulih dan memperbaikinya sendiri.

“Selama tidur nyenyak, korteks yakni bagian otak yang bertanggung jawab atas memori pikiran, bahasa, dan sebagainya akan melepaskan diri dari indra dan beralih ke mode pemulihan,” ucapnya sebagaimana dikutip dari laman Independent.

Perempuan Cenderung Melakukan Banyak Tugas di Siang Hari
Prof Horn mengatakan, jumlah tidur diperlukan oleh kompleksitas dan intensitas kegiatan otak di siang hari.

“Semakin Anda menggunakan otak di siang hari, semakin banyak yang perlu dipulihkan dan akibatnya, semakin banyak tidur yang Anda butuhkan,” terangnya.

Menurutnya, perempuan cenderung melakukan banyak tugas dan banyak hal sekaligus serta fleksibel. Mereka menggunakan lebih banyak kinerja otak daripada laki-laki. Karena itu, kebutuhan tidur mereka lebih besar.

“Rata-rata adalah 20 menit lebih lama, tetapi beberapa perempuan mungkin membutuhkan lebih atau kurang dari ini,” urai Prof Horn.

Laki-laki yang Membutuhkan Lebih Banyak Tidur
Di sisi lain, Prof Horn juga mengungkapkan laki-laki yang cenderung membutuhkan lebih banyak tidur daripada rata-rata laki-laki lainnya.

Kategori laki-laki itu adalah yang memiliki pekerjaan kompleks serta melibatkan banyak pengambilan keputusan dan pemikiran lateral.

Mengapa Perempuan Membutuhkan Lebih Banyak Tidur?
Melansir situs Sleep Foundation, ada sejumlah alasan mengapa perempuan mungkin membutuhkan lebih banyak tidur daripada laki-laki.

Hal ini sesuai dengan sebuah studi yang mengungkap perempuan 40% lebih mungkin mengalami insomnia dibandingkan dengan laki-laki.

Perempuan juga hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan kecemasan dan depresi, dua kondisi yang sangat terkait dengan insomnia.

Individu dengan insomnia mengalami kesulitan tidur, atau tetap tidur secara teratur, lalu menderita kantuk di siang hari.

Hormon mungkin menjadi alasan lain untuk kebutuhan tidur yang berbeda. Sebab, siklus tidur-bangun diatur oleh hormon.

Hormon-hormon ini memengaruhi saat seseorang merasa lelah, saat merasa waspada, dan saat merasa lapar.

Seperti yang diketahui, perempuan mengalami perubahan hormonal setiap bulan dan sepanjang hidup mereka. Kondisi ini memengaruhi ritme sirkadian dan menciptakan kebutuhan yang lebih besar untuk tidur.

1. Menstruasi

Sepertiga dari orang yang menstruasi mengalami kesulitan tidur karena kram, sakit kepala, dan kembung. Mereka melaporkan tingkat kantuk dan kelelahan yang lebih tinggi di siang hari.

2. Kehamilan

Selama kehamilan, perempuan mungkin mengalami sindrom kaki gelisah, suatu kondisi yang membuat lebih sulit untuk tertidur.

Orang hamil juga lebih mungkin mengalami depresi, sleep apnea, nyeri, dan inkontinensia, yang mengganggu tidur mereka.

Masalah tidur ini dapat bertahan hingga periode postpartum. Di tahap ini, kadar hormon turun, tetapi sang ibu mulai merawat bayi baru lahir dengan siklus tidur yang tidak teratur. Akibatnya, ibu lebih sering mengantuk di siang hari.

3. Menopause

Selama menopause, 85% wanita mengalami kepanasan. Saat ini terjadi di malam hari, wanita akan bangun dengan berkeringat, sehingga mengganggu tidurnya. Risiko sleep apnea juga meningkat selama menopause.

Gangguan tidur ini menyebabkan jeda pada pernapasan yang dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.

Akibatnya, wanita dengan sleep apnea mungkin merasa kurang segar saat bangun tidur, mengalami kelelahan, serta rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.

Selain perbedaan biologis seperti produksi hormon, ada juga perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dapat memengaruhi seberapa banyak tidur yang dibutuhkan dan didapat seseorang setiap malam.

Para peneliti juga mendapati, ada perbedaan jumlah waktu yang dicurahkan perempuan dan laki-laki untuk pekerjaan yang dibayar dan tidak dibayar, seperti pekerjaan dan tanggung jawab sosial, serta pengasuhan keluarga.

Perempuan lebih mungkin bangun untuk mengurus orang lain di rumah daripada laki-laki. Ditambahn dengan gangguan tidur, semua faktor di atas dapat menurunkan kualitas tidur secara keseluruhan.

Sumber : Detik

You may also like

Wanita Berita LLC adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terkini. Kami berusaha memberikan pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Wanita Berita!

Wanita Berita, A Media Company – All Right Reserved.