Thursday, November 21, 2024
Thursday, November 21, 2024
Home » 8 Alasan Wanita Selingkuh, Menurut Para Ahli

8 Alasan Wanita Selingkuh, Menurut Para Ahli

by Kathy Octavia
0 comment

Banyak anggapan yang menggambarkan, pria sebagai pelaku utama perselingkuhan. Namun, sebuah studi dari The Kinsey Institute di Indiana University menemukan, tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah pria dan wanita yang melaporkan perselingkuhan. Penelitian lain dari Survei Sosial Umum (GSS) dari Pusat Penelitian Opini Nasional pada tahun 2018 menunjukkan, wanita usia 18-29 tahun sedikit lebih cenderung terlibat dalam perselingkuhan dibandingkan pria pada kelompok usia yang sama. Data dari GSS juga menunjukkan, jumlah wanita yang terlibat dalam perselingkuhan meningkat hampir 40 persen antara tahun 1990-2010, sementara tingkat perselingkuhan pria tetap stabil.

Mengapa Wanita Berselingkuh? Beberapa orang berpikir, peningkatan kasus perselingkuhan terkait dengan bertambahnya tanggung jawab, kebutuhan, dan impian para wanita modern. Pandangan feminis dan kemandirian finansial menyebabkan wanita cenderung enggan mengorbankan keinginan mereka. Mereka mampu mencari kepuasan emosional dan seksual yang mungkin hilang dalam hubungan mereka. Menurut Angela Skurtu, seorang terapis pernikahan dan seks, perubahan ini terjadi ketika wanita semakin aktif bekerja, memiliki penghasilan sendiri, dan kebebasan untuk membuat pilihan. Dengan banyaknya opsi, rasa tidak puas juga lebih mudah muncul. Angela Skurtu menambahkan, harapan terhadap pernikahan saat ini semakin tinggi. Pernikahan tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk membentuk keluarga dan mengatur keuangan, melainkan juga diharapkan memberikan kebahagiaan, hubungan seksual yang memuaskan, pertemanan, dan sejumlah hal lainnya. Lalu, faktor-faktor apa yang mendorong seorang wanita untuk selingkuh? Berikut delapan alasan umum mengapa wanita berselingkuh.   Ketidakpuasan dalam hubungan Ini dapat dilihat sebagai motif utama di balik banyak kasus perselingkuhan.

Ketidakpuasan, menurut Skurtu, sering kali menjadi titik awalnya. “Orang sering membenarkan hal ini dengan mengatakan, ‘Kami mengalami masa-masa sulit,'”ujar Skurtu. Alih-alih menghentikannya sebelum dimulai, mereka membenarkan tindakan melewati batas, dengan mengatakan, ‘Lagipula pasangan saya tidak peduli. Dia sama sekali tidak bersalah.” Setiap kali seseorang melanggar batas dalam hubungan, mereka cenderung meyakinkan diri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum membenarkan perilaku tersebut. Ketidakpuasan yang dirasakan dalam hubungan saat ini bisa mendorong seseorang untuk mencari kepuasan di tempat lain. Selingkuh baik sadar maupun tidak sebagai alat untuk mengakhiri hubungan yang sedang berjalan. Rendah harga diri Saat seorang wanita mengalami masalah harga diri yang rendah, hal ini sering mendorong mereka untuk mencari pengakuan dan perhatian dari sumber eksternal.

Sebab, mereka merasa tidak mampu menciptakan dan mempertahankannya sendiri. Menurut Skurtu, “Rendah diri dimulai dengan pikiran seperti, ‘Mengapa tak ada yang menganggap saya menarik?’ “Kemudian ketika ada seseorang yang memberikan perhatian tersebut, perasaannya sangat menyenangkan.” Seorang wanita yang terlibat dalam perselingkuhan mungkin bergantung pada hubungan terlarang tersebut untuk memberi mereka bukti bahwa mereka berharga atau diinginkan. Ketika hubungan tersebut berakhir, ini bisa menyebabkan mereka merasa diabaikan atau kurang berharga. Akibatnya, mereka terus mencari kebahagiaan romantis yang baru. Menurut Skurtu pola ini sering berulang.

Kelaparan emosional Meskipun penelitian menunjukkan, pria yang selingkuh umumnya didasari dorongan seks, wanita yang selingkuh cenderung merasa membutuhkan perhatian emosional. Dalam kasus perselingkuhan yang bersifat emosional, hubungan seksual tidak menjadi bagian dari persamaan. Baik itu perselingkuhan fisik atau emosional, seorang wanita mungkin terlibat dalam perselingkuhan karena mereka merindukan percakapan, empati, penghargaan, perhatian, pemujaan, dukungan, atau jenis hubungan lain yang kurang dalam hubungan mereka saat ini. Kemarahan atau pembalasan Beberapa wanita masuk ke dalam sebuah hubungan dengan gambaran ideal tentang bagaimana pasangan mereka harus berperilaku. Ketika pasangannya tidak sesuai dengan harapan dan tidak dapat memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan mereka, hal ini dapat menciptakan kesenjangan yang memberikan dorongan untuk berselingkuh.

Beberapa wanita mungkin membenci pasangannya karena alasan lain, seperti perselingkuhan pasangannya di masa lalu, dan menggunakan perselingkuhannya sebagai pembalasan.   Kehangatan yang hilang Begitu seorang wanita berusaha keras untuk menjaga api cinta tetap menyala, kegembiraan yang menyertai awal hubungan bisa hanya bertahan sebentar. Rutinitas dan kenyamanan akhirnya mengambil alih gairah dan frekuensi hubungan intim. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika beberapa wanita yang berselingkuh merindukan sensasi yang hilang dari tahap awal hubungan, ketika semuanya masih segar dan misterius. Kesepian Seorang wanita yang terlibat dalam perselingkuhan mungkin memiliki pasangan yang sibuk bekerja seharian, meninggalkannya sendirian di rumah dengan anak-anak. Mungkin mereka sedang mengalami fase kehidupan yang membuat sulit untuk menjalin hubungan sosial, atau mungkin pasangannya sedang melawan penyakit kronis. Apa pun alasannya, perasaan kesepian atau terisolasi dan kurangnya kedekatan dalam hubungan dapat “menyediakan lingkungan yang sempurna untuk perselingkuhan.”

Ada kesempatan Menurut Skurtu, beberapa tindakan perselingkuhan memang direncanakan, tetapi lebih sering terjadi secara tak terduga karena adanya kesempatan yang muncul tiba-tiba. “Mereka merasa sedih dan menemukan seseorang yang merasakan hal yang sama. Mereka mulai bersimpati dan kemudian hubungan itu berkembang dari situ,” jelas Skurtu. Orang-orang dalam situasi seperti ini sering kali tidak dapat menjelaskan alasan di balik perselingkuhan mereka. Kemungkinan yang sama juga muncul di dunia digital. Media sosial, aplikasi kencan, dan pesan teks telah mengubah cara orang terhubung dengan orang lain, yang terkadang menjadi pemicu perselingkuhan, bahkan jika interaksi dimulai tanpa maksud buruk. Ingin melupakan realitas Saat seseorang menghadapi emosi sulit, kadang-kadang wanita memilih jalan pintas dengan menggunakan strategi yang bisa mematikan emosi.

Misalnya dengan terlibat dalam perilaku yang adiktif seperti seks, obat-obatan terlarang, atau alkohol. Ini adalah upaya untuk melarikan diri dari realitas yang sulit. Menurut Skurtu, wanita mungkin mencari pelarian dari hubungan yang tidak memenuhi kebutuhan mereka, dan lalu mencari sensasi baru melalui perselingkuhan. Untuk menghindari skenario ini, penting bagi pasangan untuk berbicara secara jujur tentang kebutuhan mereka. Jujurlah satu sama lain dan cari solusi bersama. Perselingkuhan tidak pernah menjadi solusi yang benar. Jika ada yang hilang dalam hubungan, lebih baik untuk menyelesaikannya dengan baik-baik daripada mengejar hubungan lain secara sembunyi-sembunyi. Hal terpenting adalah untuk memprioritaskan hubungan, dan memastikan kebutuhan masing-masing terpenuhi.

Sumber : Kompas

You may also like

Wanita Berita LLC adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terkini. Kami berusaha memberikan pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Wanita Berita!

Wanita Berita, A Media Company – All Right Reserved.