Tinggal di negara yang nyaman dan menjamin kesejahteraan adalah impian bagi semua orang, termasuk perempuan.
Namun, menurut laporan terbaru World Economic Forum, hingga saat ini masih belum ada negara yang telah mencapai kesetaraan penuh antara laki-laki dan perempuan. Menurut laporan yang sama, ketimpangan gender secara global akan tetap berlanjut setidaknya hingga 2154.
Meskipun demikian, ada sejumlah negara yang berhasil mencapai kesetaraan gender terbaik bila dibandingkan dengan negara lain. Menurut The Global Gender Gap Report, hal tersebut dilihat berdasarkan empat aspek, yakni kesempatan ekonomi, pencapaian pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, serta pemberdayaan politik.
Berikut 20 negara terbaik bagi perempuan menurut laporan World Economic Forum.
- Islandia
- Norwegia
- Finlandia
- Selandia Baru
- Swedia
- Jerman
- Nikaragua
- Namibia
- Lituania
- Belgia
- Irlandia
- Rwanda
- Latvia
- Kosta Rika
- Inggris Raya
- Filipina
- Albania
- Spanyol
- Republik Moldova
- Afrika Selatan
Melansir dari CNBC Make It, Direktur Eksekutif World Economic Forum, Saadia Zahidi, mengatakan bahwa pemeringkatan ini juga dilakukan pihaknya berdasarkan jumlah pejabat perempuan di suatu negara, seperti menteri atau kepala negara. Menurut Zahidi, negara-negara Nordik, seperti Finlandia dan Islandia adalah contoh sukses dalam kesetaraan gender karena memiliki beberapa kepala pemerintahan perempuan.
Pada tahun lalu, kemajuan dalam mencapai kesetaraan gender global didorong oleh ‘perkembangan yang signifikan’ dalam aspek pendidikan serta pemberdayaan dan partisipasi politik perempuan di sejumlah negara.
Eropa dilaporkan memiliki kesetaraan gender tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain, yakni dengan persentase 76,3 persen. Angka tersebut diklaim tertinggi bila dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Menurut Zahidi, sejumlah alasan mengapa Eropa berhasil menutup kesenjangan gender adalah karena Eropa telah berinvestasi dalam infrastruktur perawatan, menawarkan perawatan anak yang terjangkau, cuti melahirkan berbayar, dan perawatan kesehatan universal.
“Kebijakan-kebijakan ini memudahkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan meringankan beban keuangan pada keluarga,” jelas Zahidi, dikutip Selasa (4/7/2023).
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) hanya menduduki peringkat 43 dari 146 negara. Peringkat tersebut turun drastis setelah sebelumnya menduduki peringkat 27.
Menurut direktur eksekutif organisasi nirlaba Equal Rights Advocates, Noreen Farrell, secara keseluruhan, para perempuan Amerika tetap ‘jauh tertinggal’ jika dibandingkan dengan perempuan Eropa dalam hal partisipasi politik. Sebab, perempuan AS mendapatkan jatah kurang dari 30 persen kursi di kongres AS.
“Dibutuhkan waktu yang lebih lama bagi perempuan di AS untuk mengatasi hambatan yang sangat mengakar ini untuk kemajuan mereka,” ujar Farrel.
Source : CNBC