Saturday, December 7, 2024
Saturday, December 7, 2024
Home » Hari Perempuan Internasional 2024: Bagaimana sejarahnya dan mengapa itu penting?

Hari Perempuan Internasional 2024: Bagaimana sejarahnya dan mengapa itu penting?

by Elvina Sabrina
0 comment

Anda mungkin kerap melihat Hari Perempuan Internasional disebut-sebut di sejumlah media, atau mendengar teman-teman Anda membicarakannya.

Tapi, apa sebenarnya hari itu? Kapan itu terjadi? Apakah itu sama seperti Hari Pria Internasional? Dan mengapa itu penting?

Lebih dari satu abad orang-orang di seluruh dunia merayakan 8 Maret sebagai hari yang spesial untuk perempuan.

Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui tentang Hari Perempuan Internasional.

Bagaimana Hari Perempuan Internasional bermula?

Hari Perempuan Internasional – dikenal sebagai IWD – bermula dari gerakan buruh yang lambat laun dikenal sebagai agenda tahunan yang digelar oleh serikat pekerja.

Itu berawal pada 1908, ketika 15.000 perempuan melakukan aksi protes dengan turun ke jalan di Kota New York, Amerika Serikat, menuntut jam kerja yang lebih singkat, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.

Satu tahun kemudian, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional untuk pertama kalinya.

Gagasan untuk membuat hari ini menjadi perayaan internasional muncul dari Clara Zetkin, aktivis komunis yang mengadvokasi hak-hak perempuan.

Dia mengusulkan ide itu pada 1910 dalam sebuah konferensi buruh perempuan yang digelar di Kopenhagen, Denmark.

Ada 100 perempuan dari 17 negara yang hadir dalam konferensi itu dan semua sepakat dengan gagasan Zetkin.

Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada 1911 di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Peringatan satu abad Hari Perempuan Internasional dirayakan pada 2011 silam.

Peringatan hari yang spesial bagi kaum perempuan ini menjadi resmi pada 1975 ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai turut merayakannya.

Peringatan Hari Perempuan Internasional dengan tema tertentu dimulai pada 1996, yakni “Celebrate the Past, Plan the Future”.

Hari Perempuan Internasional menjadi hari untuk merayakan pencapaian para perempuan dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi.

Sementara akar politik dari perayaan hari ini adalah aksi mogok dan demonstrasi untuk meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender.

Mengapa dirayakan 8 Maret?

Gagasan Clara tentang Hari Perempuan Internasional muncul tanpa tanggal yang pasti.

Tanggal pasti dari perayaan ini belum diformulasikan sampai akhirnya pada 1917, saat para perempuan Rusia menuntut apa yang dikenal sebagai “Roti dan Perdamaian ” – menggelar aksi menuntut pengunduran diri Tsar dan jaminan pemerintah memberikan hak untuk memilih bagi perempuan.

Hari di saat aksi demontrasi perempuan Rusia itu digelar adalah pada Minggu, 23 Februari dalam kalender Julian – kalender yang berlaku di negara Rusia.

Dalam kalender Gregorian, itu terjadi pada 8 Maret – dan itu yang kita peringati saat ini.

Mengapa orang-orang mengenakan warna ungu?

Ungu, hijau dan putih adalah warna yang mendominasi di Hari Perempuan Internasional, menurut situs resmi mereka.

”Ungu menunjukkan keadilan dan kehormatan. Hijau adalah simbol harapan. Putih merepresentasikan kemurnian. Warna-warna ini merujuk pada Women’s Social and Political Union (WSPU) di Inggris pada 1908,” tulis mereka dalam situs resmi Hari Perempuan Internasional.

Bagaiman Hari Perempuan Internasional diperingati?

Hari Perempuan Internasional adalah hari libur nasional di sejumlah negara, termasuk Rusia. Negara itu mengalami peningkatan penjualan bunga sejak empat hingga tiga hari menjelang 8 Maret.

Di China, banyak perempuan diberikan waktu libur setengah hari pada 8 Maret.

Di Italia, Hari Perempuan Internasional, yang dikenal sebagai la Festa della Donna oleh warga setempat, dirayakan dengan memberikan bunga semalu yang sedang mekar. Akar dari tradisi pemberian bunga semalu ini masih belum jelas, namun diyakini itu telah dimulai di Roma pada Perang Dunia Kedua.

Di AS, bulan Maret dikenal sebagai Bulan Sejarah bagi perempuan. Proklamasi presiden dirilis tiap tahun untuk menghormati pencapaian perempuan-perempuan AS

Apa tema IWD pada 2024?

Tema PBB untuk perayaan Hari Perempuan Internasional kali ini adalah “Invest in women: Accelerate progress”.

Tema ini bertujuan untuk menyoroti minimnya investasi dana untuk upaya-upaya kesetaraan gender.

“Konflik dan kenaikan harga akan membuat 75% negara memangkas pengeluaran mereka pada 2025, yang akan berdampak negatif pada para perempuan dan layanan yang penting bagi mereka,” menurut PBB.

PBB memperkirakan diperlukan tambahan US$360 milliar per tahun demi mencapai kesetaraan gender pada 2030.

Hanya 5% dari bantuan pemerintah berfokus pada langkah mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan kurang dari 0,2% dialokasikan langsung untuk pencegahan.

Namun, ada tema lainnya yang mengemuka. Situs Hari Perempuan Internasional telah memilih “Inspire Inclusion”, dengan penyelenggara bertujuan untuk “merobohkan batasan-batasan, menantang stereotip, dan menciptakan lingkungan di mana semua perempuan merasa berharga dan dihormati”.

Mengapa itu penting?

Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan-perempuan di banyak negara seperti Afghanistan, Iran, Ukraina dan AS, telah berjuang demi hak-hak mereka di tengah perang yang berkecamuk, kekerasan dan perubahan kebijakan di masing-masing negara.

Perempuan di Timur Tengah menghadapi kekerasan di level ekstrem selama perang yang sedang terjadi di Israel dan Palestina.

Pakar PBB mengatakan mereka telah menerima laporan yang kredibel terkait pelanggaran HAM terhadap perempuan dan anak-anak perempuan di Gaza, termasuk kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh pasukan Israel.

Ada juga bukti-bukti tentang pemerkosaan, kekerasan seksual dan mutilasi perempuan dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober silam.

Konflik yang sedang terjadi juga membuat sekitar 5.000 perempuan Gaza melahirkan dengan akses bantuan medis yang terbatas, menurut badan PBB yang mengurusi populasi.

Di Afghanistan, anak-anak perempuan berusia remaja masih dilarang menghadiri kelas oleh Taliban, menghalangi mereka untuk mendapatkan kesetaraan pendidikan.

Konflik yang terus berkecamuk di Sudan juga telah menyebabkan dampak yang memilukan.

Perempuan dan anak-anak perempuan dilaporkan diculik dan diperkosa di area yang dikuasai oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Mereka dipaksa untuk menikah dan disandera demi tebusan, menurut PBB.

Lebih dari 1,2 juta orang terpaksa melarikan diri ke negara-negara tetangga dan sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

September silam menandai satu tahun kematian Mahsa Amini, perempuan berusia 22 tahun yang meninggal setelah ditahan oleh polisi moral Iran karena dianggap melanggar kebijakan terkait penutup kepala bagi perempuan di Iran.

Banyak orang terus menentang kebijakan ini, sementara para aktivis seperti pemenang Nobel Peace Narges Mohammadi menjalani hukuman penjara dalam waktu lama.

Betapapun, ada sejumlah kemajuan tahun lalu.

Pada Oktober 2023, Kongres di Argentina menyetujui UU Olimpia, yang bertujuan untuk mencegah kekerasan gender berbasis online dan meminta pertanggungjawaban pelaku.

Satu dari tiga perempuan di Argentina pernah mengalami kekerasan online, menurut Amnesty International cabang setempat.

Taiwan menyaksikan gelombang tuduhan pelecehan seksual, yang dipicu oleh sebuah serial di Netflix, yang memicu gerakan MeToo di negara tersebut.

Hal ini mendorong Partai Progresif Demokrat untuk memperketat undang-undang anti pelecehan seksual, dengan langkah-langkah baru yang mewajibkan semua tempat kerja – termasuk usaha kecil yang sebelumnya dikecualikan – untuk menyiapkan saluran pelaporan insiden.

Pengusaha juga harus menyelidiki semua keluhan pelecehan seksual dan melaporkan temuan mereka kepada pihak berwenang setempat.

Kelompok hak-hak perempuan menyambut kebijakan yang mendekriminalisasi aborsi di Meksiko pada September silam.

Kebijakan ini menyusul tren kebijakan pelonggaran pembatasan aborsi di seluruh Amerika Latin yang dijuluki sebagai “gelombang hijau”.

Baru-baru ini, senat Prancis memberikan suara terbanyak untuk memasukkan hak perempuan melakukan aborsi ke dalam konstitusi.

Dan, hampir dua juta penonton menghadiri Piala Dunia Perempuan di Australia dan Selandia Baru selama bulan Juli dan Agustus – naik lebih dari 600.000 dibandingkan rekor sebelumnya.

Hal ini mencerminkan meningkatnya minat terhadap olahraga perempuan, dengan rekor 46,7 juta orang menonton kompetisi atletik perempuan di televisi di Inggris pada tahun 2023, menurut penelitian baru dari Women’s Sports Trust.

Akan tetapi, kemenangan Spanyol dalam ajang tersebut dibayangi oleh insiden Luis Rubiales – kala itu menjabat sebagai ketua federasi sepak bola Spanyol – tiba-tiba mencium pemain sepak bola perempuan Spanyol Jenni Hermoso tanpa persetujuannya.

Hermoso menegaskan dia tak memberikan persetujuan atas ciuman tersebut dan melayangkan gugatan terhadap Rubiales, yang kemudian mengundurkan diri dari posisinya dan menolak segala tuduhan yang ditujukan padanya.

Insiden tersebut, bagaimanapun, memicu perdebatan tentang budaya seksisme baik di dalam dan di luar lapangan sepak bola perempuan.

Sumber

You may also like

Wanita Berita LLC adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terkini. Kami berusaha memberikan pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Wanita Berita!

Wanita Berita, A Media Company – All Right Reserved.