Saturday, December 21, 2024
Saturday, December 21, 2024
Home » Pilu Aborsi Perempuan Afghanistan di Tengah Ancaman Taliban dan Impitan Hidup

Pilu Aborsi Perempuan Afghanistan di Tengah Ancaman Taliban dan Impitan Hidup

by Taris Maharani
0 comment

Seorang guru sekolah Ghazni, Rodabeh (24) kehilangan pekerjaannya setahun yang lalu ketika pemerintah Taliban secara efektif melarang gadis-gadis Afghanistan menerima pendidikan menengah.

Beberapa bulan kemudian, dia mengetahui bahwa dia hamil dan menghadapi pilihan yang jelas. “Suami saya mengatakan kepada saya bahwa dia tidak ingin menambah beban dengan membesarkan seorang anak dan memilih aborsi ilegal,” kata Rodabeh dilansirbdari The New Arab, Rabu (7/6/2023). 

Aborsi merupakan tindak pidana di Afghanistan dan dianggap sebagai kejahatan serius, sehingga siapapun yang berani melakukan aborsi akan didenda bahkan kurungan penjara.

Rodabeh dan suaminya memilih melakukan aborsi ilegal dengan bimbingan dari seorang bidan. Dia membayar bidan itu sekitar 60 dolar AS (Rp 892 ribu).

Bidan meresepkan Rodabeh delapan tablet Misoprostol, yang biasanya diminum untuk menginduksi aborsi medis. Tapi itu tidak berhasil.

Hingga pekan depan, ibu Rodabeh menghabiskan sekitar 230 dolar AS (Rp 3,5 juta) untuk dua bidan lagi. Satu lagi menggunakan pil, sementara yang lain menggunakan ampul, wadah kaca kecil yang berisi cairan keruh. Keduanya gagal, meninggalkan Rodabeh dengan rasa sakit parah di punggung dan perutnya.

Semakin putus asa, Rodabeh pergi ke klinik swasta untuk USG dan mengetahui janin telah meninggal. Dia kekurangan dana, jadi jenazahnya tinggal di dalam dirinya selama beberapa pekan lagi sebelum dia bisa membayar biaya mengeluarkan janin tersebut.

Di Afghanistan Taliban, cerita menyedihkan seperti Rodabeh sudah menjadi hal umum. The New Arab menemukan banyak wanita dengan pengalaman menyakitkan yang sama dengan aborsi kriminal yang berbahaya.

Selama bertahun-tahun, aborsi di Afghanistan hanya legal ketika melanjutkan kehamilan dan kelahiran akan menimbulkan ancaman bagi kehidupan.

Dengan biaya yang cukup besar, alias suap, pusat kesehatan dan bidan akan mencoba melakukan aborsi, baik melalui pembedahan atau medis melalui pil.

Kembalinya Taliban ke kekuasaan tidak menghasilkan perubahan hukum, seperti yang mungkin ditakuti beberapa orang, tetapi itu membuat aborsi jauh lebih mahal dan sulit, semakin membahayakan nyawa perempuan.

Sumber : Republika

You may also like

Wanita Berita LLC adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terkini. Kami berusaha memberikan pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Wanita Berita!

Wanita Berita, A Media Company – All Right Reserved.