Jaman makin berubah, makin banyak perempuan mandiri yang bekerja dan memiliki posisi mapan. Saat ini jumlah wanita yang bekerja sudah hampir mendekati jumlah laki-laki yang bekerja. Persentase perempuan sebagai tenaga kerja profesional pun ikut meningkat. Hal ini membuktikan jumlah wanita mandiri mulai meningkat dan sebaliknya jumlah pria mapan makin berkurang.
Jumlah populasi wanita dalam negeri pun kini mulai membalap jumlah populasi laki-laki. Berdasarkan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat, total penduduk Indonesia hingga semester I-2024 mencapai 282.477.584 jiwa.
Secara gender, populasi berjenis kelamin laki-laki dengan total 142.569.663 jiwa, sedangkan perempuan mencapai 139.907.921 jiwa. Atau dalam persentase, populasi laki-laki di Indonesia tercatat 50,47% dan perempuan 49,53%.
Dalam angkatan kerja formal berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas BPS, jumlah persentase laki-laki dan perempuan cukup bersaing.
Angka tersebut menunjukkan jumlah perempuan pekerja formal masih di bawah laki-laki. Akan tetapi, angka perempuan yang bekerja sebagai tenaga professional mulai mendekati jumlah laki-laki.
Tingginya jumlah tenaga kerja profesional perempuan, mendorong perempuan menjadi pemilih dalam memilih pasangan hidup. Wanita mandiri jaman sekarang, cenderung memilih pria yang telah mapan untuk dijadikan pendamping hidup.
Pria mapan yang diidamkan oleh wanita mandiri diidentikan dengan mereka yang telah memiliki kondisi keuangan yang baik dan beberapa aset seperti rumah, kendaraan hingga harga bergerak lainnya.
Banyaknya tuntutan wanita mandiri merupakan salah satu alasaan turunnya angka pernikahan di Indonesia. Kondisi ini memang memiliki hubungan tidak langsung.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPK) Wihaji menduga alasan ekonomi yang menjadi faktor utama di balik fenomena tersebut. Menurutnya, banyak anak muda yang khawatir dengan masa depan mereka di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil. Tak heran, banyak dari mereka yang pada akhirnya lebih memilih untuk fokus membangun karier.
Merujuk pada laporan Statistik Indonesia, angka pernikahan Indonesia sebenarnya tercatat terus menurun dalam enam tahun terakhir.
Angka pernikahan 2023 turun 7,51% menjadi 1,58 juta pernikahan, dibandingkan pada 2022 sebanyak 1,7 juta pernikahan.
Tekanan biaya berumah tangga yang makin meningkat dan memilih pasangan hidup yang ideal menjadi alasan turunnya angka pernikahan di Indonesia.