Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung terus berupaya optimal melindungi anak dan perempuan dari tindakan kekerasan. Salah satunya lewat program Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Puspaga merupakan support system DP3A Kota Bandung. Programnya berfokus pada prevensi kesehatan mental masyarakat Kota Bandung mulai dari anak sampai dewasa, termasuk masyarakat yang berkebutuhan khusus.
Salah satu konselor Puspaga sekaligus Ketua Panitia Hari Ayah Kota Bandung Agus Budiman mengatakan, langkah prevensi dilakukan dengan mengadakan Sekolah Keluarga, Ayah Nyentrik, dan Seruni.
“Selain itu melakukan edukasi ke sekolah-sekolah dari SD – SMA, dan ke RW-RW, dan melalui talkshow dan dialog interaktif,” katanya, Jumat (27/10/2023).
Kemudian, penanganan kuratif diberikan juga bagi masyarakat yang membutuhkan untuk kasus seperti adiksi pornografi, perselingkuhan, stress dan lain-lain. Mereka bisa berkonsultasi tentang berbagai hal yang menyangkut masalah psikologis.
“Pertama, bisa mendaftar dulu melalui Instagram Puspaga. Nanti oleh admin Puspaga akan mengarahkan apakah konsultasinya offline atau online,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, DP3A Kota Bandung merupakan perpanjangan dari kementrian PPA yang berkomitmen untuk memastikan kekerasan tidak terjadi di lingkungan sekolah dan keluarga. Inilah wujud dari pemberdayaan perempuan dan perlindungan pada anak.
“Untuk mewujudkannya, semua pihak termasuk sekolah dan satuan pendidikan, keluarga, lingkungan harus sama-sama berkomitmen stop kekerasan dalam bentuk apapun,” ujarnya.
Salah satu peran penting dalam pencegahan kekerasan juga ada para sosok ayah sebagai kepala keluarga. Maka dari itu, dalam memperingati Hari Ayah, akan ada serangkaian acara bertema Ayah Pahlawan Keluarga. Tema tersebut dikaitkan dengan Hari Pahlawan pada 10 November mendatang, sedangkan hari ayah jatuh pada 12 November.
“Mulai saat ini, dari keluarga masing-masing bisa menjadi pahlawan. Tahun ini peringatan Hari Ayah fokus pada bagaimana keluarga mau dan mampu berkontribusi dalam menangani masalah sampah darurat sampah,” katanya.
Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam acara Hari Ayah mendatang, di antaranya lomba penanganan persampahan berdasarkan perspektif masing-masing peserta lomba (keluarga). Ayah menjadi motor penggerak dalam penanganan dan pengelolaan sampah di keluarga masing-masing.
Aktivitas yang dilakukan divideokan dengan durasi 3 menit, ada narasi yang jelas dari aktivitas dalam penanganan dan pengelolaan sampah tersebut. Kreativitas dalam pengelolaan sampah akan menjadi salah satu kriteria penilaian.
“Ada juga talkshow penanganan persampahan Ayah Pahlawan Keluarga. Bagaimana dari sampah bisa kembali produktif. Talkshow akan disampaikan oleh DR Ir M. Satori, MT, dekan FT Unisba yang sekaligus praktisi dalam pengelolaan sampah. Selain talkshow, dilakukan juga simulasi penanganan dan pengolahan sampah,” ucapnya.
Talkshow juga akan diawali dengan kampanye peduli sampah menyusuri rute jalan di sekitar arena talkshow dan sekaligus melakukan Operasi Semut (pembersihan sampah yang terlewati fun walk).
“Puncak acara seremonial peringatan hari ayah akan dilaksanakan pada 14 November 2023 di Pendopo Kota Bandung,” ujarnya.
Kepala DP3A Kota Bandung Uum Sumiati memaparkan, selain Puspaga, ada pula upaya lain untuk menekan angka kekerasan perempuan dan anak melalui dan Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (Senandung Perdana) .
“DP3A berharap dapat mengurangi angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Bandung lewat dua hal ini, mengingat Kota Bandung masih memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi, diantaranya kekerasan psikis, fisik, seksual, dan penelantaran,” katanya.
Senandung Perdana merupakan sekolah dan layanan perlindungan yang melibatkan pencegahan dan penanganan kasus-kasus kekerasan. Modulnya mencakup pola asuh anak, pendidikan reproduksi, serta konseling untuk mengatasi kekerasan berbasis gender.
“Kami juga bekerjasama dengan Dinkes, Dinsos, Disdukcapil, Disdik, Diskominfo, Disnaker, RSUD Bandung Kiwari dan RSUD Kota Bandung,” ucapnya.
Senandung Perdana bekerja sama dengan kewilayahan, seperti PUSPELL, PATBM, Posyandu, PKK, Forum anak, Forum RT RW dan Karang Taruna. Untuk pelayanan korban dilaksanakan UPTD PPA di Jalan Tera Kota Bandung.
Uum menerangkan, program ini juga melibatkan masyarakat secara aktif, seperti melalui sekolah remaja dan pelatihan untuk calon orang tua.
“Pencegahan dan edukasi masyarakat adalah kunci untuk mengatasi masalah kekerasan dan perlindungan anak. Dalam upaya ini, Senandung Perdana juga akan menyediakan layanan pelaporan elektronik untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan kasus-kasus kekerasan,” ujarnya.
Sumber : Jabarprov