Saturday, September 14, 2024
Saturday, September 14, 2024
Home » ‘Gangster Wanita’ Naik Daun di India, Jago Intel-Bisa Eksekusi Orang

‘Gangster Wanita’ Naik Daun di India, Jago Intel-Bisa Eksekusi Orang

by Taris Maharani
0 comment


Fenomena kelompok kriminal atau gangster wanita di India merebak. Hal ini terungkap dari hasil penelusuran yang dilakukan jurnalis independen, Rifat Fareed, yang akhirnya diterbitkan di Russia Today dikutip Rabu (24/7/2024).

Dalam laporan itu, anggota geng wanita biasanya bertugas untuk melakukan pengintaian, menjadi perangkap atau sesekali eksekutor pembunuhan. Tren ini mulai muncul di wilayah India bagian Utara, yang mencakup ibu kota New Delhi.

Tren keterlibatan perempuan dalam kejahatan ini dimulai dengan pembunuhan penyanyi Shubhdeep Singh Sidhu, yang juga dikenal dengan nama Sidhu Moose Wala, pada Mei 2022. Penembakan itu diduga dilakukan oleh geng yang dikepalai seorang preman bernama Lawrence Bishnoi, yang akhirnya membuat kelompok itu menjadi sorotan.

Pada bulan Maret tahun ini, polisi di Chandigarh menangkap Pooja Sharma dan dua rekannya yang sedang menargetkan musuh bebuyutan geng Bishnoi. Selama interogasi Pooja mengungkapkan bahwa dia bergabung dengan geng tersebut karena dirinya terpesona oleh kepribadian Bishnoi dan jatuh cinta dengan rekan dekatnya.

Sumber polisi mengatakan bahwa geng-geng tersebut mencari perekrutan wanita muda yang tertarik pada kejahatan. Pekerjaan mereka tidak terbatas pada pengintaian atau perangkap, beberapa kadang-kadang ditugaskan untuk menembak.

Seorang psikiater forensik, Divyanjali V, menyebut bahwa patriarki berkontribusi pada perempuan memilih aktivitas kriminal. Dalam struktur keluarga patriarki, perempuan berada di bawah suaminya, ayah dan mertuanya, bahkan anak laki-lakinya, tergantung pada kepala keluarga.

“Kami tahu bahwa ada banyak kejahatan terhadap perempuan karena mereka secara biologis lebih rentan. Perempuan telah menjadi sasaran patriarki selama berabad-abad dan mereka terus merasa terpuruk,” kata Divyanjali

Mengutip Women Peace and Security Index 2023, yang dirilis oleh Georgetown Institute for Women, Peace, and Security, India berada di peringkat 128 dari 177 negara dalam hal inklusi, keadilan, dan keamanan perempuan. Data terbaru dari Biro Catatan Kejahatan Nasional India (NCRB) menunjukkan tingkat kejahatan terhadap perempuan tumbuh sebesar 12,9% antara tahun 2018 dan 2022.

Sebagian besar kejahatan ini dilakukan oleh suami atau kerabat (31,4%). Lalu diikuti oleh penculikan dan penculikan (19,2%), penyerangan (18,7%) dan pemerkosaan (7,1%).

Divyanjali kemudian mencontohkan bagaimana seorang wanita bernama Shantadevi Patkar menyandang gelar ‘Ratu Narkoba Mumbai’. Ia diketahui memiliki suami yang kejam dan terus menyudutkan dirinya.

Namun kemudian Shantadevi melihat sebuah gagasan bahwa menghasilkan uang melalui penjualan narkoba sangatlah potensial. Ia pun berupaya melakoni bisnis haram ini untuk mendapatkan uang dan kekuatan.

“Sebagian besar kejahatan tampak rasional bagi pelakunya karena mereka mencari kehidupan yang lebih baik atau melarikan diri dari situasi yang buruk. Tak terkecuali para penjahat perempuan,” katanya.

“Mereka percaya hal itu dibenarkan dan akan membuat mereka merasa lebih baik karena kejahatanlah yang merugikan mereka. Trauma atau kejadian apa pun yang terjadi sebelumnya mungkin bisa menjadi motivator. Itu bisa menjadi emosi yang kuat, seperti cinta,” tambahnya lagi.

Berada di Kota Besar

Pendiri dan presiden Aksi Sukarela untuk Rehabilitasi & Pembangunan (VARHAD), Ravindra B. Vaidya, mengatakan bahwa gangster perempuan lebih banyak ditemukan di kota-kota besar. Pola kejahatan berbeda-beda tergantung pada wilayah geografis dan terdapat perbedaan besar antara kejahatan di kota-kota besar dan di kota-kota kecil di pedesaan India.

Mayoritas tahanan perempuan yang ditangani oleh VARHAD adalah pelaku pertama kali yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap pasangan sebagai respons terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Namun perempuan yang terlibat dalam kejahatan terorganisir atau geng mungkin berada di sana karena alasan lain.

“Mereka juga bisa berada di sana untuk mendapatkan kekuasaan. Dalam masyarakat kita yang didominasi laki-laki, kejahatan juga merupakan sumber kekuatan. Dan laki-laki percaya bahwa perempuan seharusnya tidak memiliki kekuatan ini,” katanya.

Menurut Vaidya, beberapa perempuan dalam kejahatan terorganisir menikah dengan penjahat atau memiliki anggota keluarga laki-laki yang terlibat dalam aktivitas ilegal. Ini kemudian menginspirasi para wanita untuk juga bergabung dalam kelompok itu.

“Seorang anggota keluarga laki-laki dengan latar belakang kriminal meninggal atau terbunuh dalam ‘pertemuan’ polisi atau dipenjara, sehingga perempuan tersebut tidak punya pilihan selain melakukan kejahatan karena sulit mendapatkan uang secara legal,” ujarnya.

Sumber

You may also like

Wanita Berita LLC adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terkini. Kami berusaha memberikan pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Wanita Berita!

Wanita Berita, A Media Company – All Right Reserved.