Delegasi Sidang Ke-2 Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) dari Parlemen Tonga Gloria Guttenbeil Pole’o memuji kepemimpinan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai salah satu inspirasi bagi perempuan berkiprah di bidang politik.
“Beliau menjadi inspirasi karena bisa menjadi pemimpin nasional. Para pemimpin perempuan seperti Madam Puan memberikan kontribusi yang lebih baik kepada masyarakat dalam hal sosial ekonomi dan isu-isu lain yang berdampak,” kata Gloria dalam rilis resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia juga menilai tepat pesan Puan saat membuka Sidang Ke-2 IPPP terkait isu pemberdayaan perempuan dalam pembangunan inklusif di Pasifik melalui peningkatan partisipasi perempuan di dunia politik. Parlemen Tonga sendiri, kata dia, hanya memiliki satu anggota perempuan.
“Saya rasa itu hal yang tepat dibicarakan oleh seorang perempuan di parlemen, karena di negara asal kami keterlibatan perempuan di parlemen tidak begitu banyak,” ucapnya.
Dia juga mengatakan pesan Puan pada Sidang Ke-2 dan IPPP terkait kesetaraan gender di bidang politik memantik semangat para perempuan untuk berkiprah dalam kancah tersebut.
“Itu bisa membuka harapan kami untuk menjadi petugas masa depan. Kami melihat beliau sebagai Ketua DPR memberikan inspirasi bagi banyak perempuan agar bisa menjadi seperti beliau,” ujarnya.
Di samping itu, dia menilai pesan-pesan yang disampaikan Puan lainnya pada Sidang Ke-2 IPPP memberikan pembelajaran tentang tantangan yang dihadapi dunia saat ini.
“Isu itu membuat pandangan kami terbuka dan itu mirip dengan apa yang terjadi dengan kami sehingga kami dapat belajar dan saling membantu satu sama lain untuk mengatasi tantangan tersebut,” tuturnya.
Gloria pun menganggap Sidang Ke-2 IPPP menjadi pengalaman luar biasa bagi Tonga untuk membuka wawasan dan belajar banyak dari perhelatan itu.
“Saya rasa acara ini membuka wawasan kami sebagai negara kecil di Pasifik karena menurut kami Indonesia merupakan negara yang besar dengan penduduk yang banyak, kami tidak ada apa-apanya dengan Indonesia. Kami masih tertinggal dengan negara kecil Pasifik lainnya dari segi perkembangan ekonomi dan pembangunan ekonomi,” ujarnya.
Sebelumnya dalam pembukaan Sidang Ke-2 IPPP, Kamis (25/7), Puan menyatakan DPR siap untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan praktik terbaik dengan Parlemen negara-negara Pasifik. Khususnya terkait fungsi parlemen yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan.
DPR pun disebut siap membantu pengembangan ekonomi biru, konektivitas di kawasan Pasifik, dan mengatasi dampak perubahan iklim.
“Terkait pembangunan inklusif di Pasifik, saya mendorong pemberdayaan perempuan di Pasifik. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi perempuan di dunia politik dan untuk memegang jabatan publik,” kata Puan.